Rabu, 27 Juni 2018

Materi PAI (Mensyukuri Nikmat Allah Dan Menjaga Kelestarian Lingkungan)



MENSYUKURI NIKMAT ALLAH DAN MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Studi Materi Al-Qur’an Hadits MTs-MA
  
    Disusun oleh:
   Kelompok 10
1.      Lutfa Nihayati                                     (210315123)
2.      Miftah Nur Masyriki                           (210315136)
Kelas:
TB.D (semester 5)
Dosen Pengampu:
Anas Ma’ruf, M.Pd.I.
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
DESEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga penyusun memperoleh kesempatan untuk menyeleseikan tugas makalah dalam mata kuliah “Studi Materi Al-Qur’an Hadits di MTs-MA yang berjudul Mensyukuri Nikmat Allah dan Menjaga Kelestarian Lingkungan”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurna,  namun berkat rahmat dan izin dari Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terseleseikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati serta melalui kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyeleseikan makalah ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya pada makalah-makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini penyusun buat dengan harapan dapat menjadi acuan untuk proses belajar-mengajar di Perguruan Tinggi dan semoga makalah ini juga bermanfaat bagi para pembaca.



Ponorogo, 9 Desember 2017


      Kelompok 10


BAB I
PENDAHULUAN
  1. LATAR BELAKANG
Nikmat yang dianugerahkan Allah kepada manusia, merupakan pemberian yang terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya manusia sajalah yang kurang pandai memelihara nikmat, sehingga ia merasa seolah-olah belum diberikan sesuatupun oleh Allah.
Allah menganjurkan kepada makhluknya untuk mensyukuri nikmat yang diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin kadang manusia sendiri lupa apa yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk Allah, yaitu dengan menjalankan apa yang sudah ditetapkan. Salah satunya seperti menjaga kelestarian lingkungan.
menjaga kelestarian lingkungan telah diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Abu Darda r.a pernah mengatakan bahwa di tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan pentingnya bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah tanah yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan pahala yang besar disisi Allah SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi merupakan amal ibadah kepada Allah SWT.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana bunyi ayat Al-Qur’an dan hadits tentang perintah untuk mensyukuri nikmat Allah?
2.      Bagaimana cara mensyukuri nikmat Allah dan perilaku orang yang menerapkan ayat Al-Qur’an dan hadits terkait?
3.      Bagaimana bunyi ayat Al-Qur’an dan hadits tentang perintah untuk menjaga kelestarian lingkungan?
4.      Bagaimana cara menjaga kelestarian lingkungan dan perilaku dalam menjaganya?

BAB II
MENSYUKURI NIKMAT ALLAH DAN MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN
A.    Ayat Al-Qur’an dan Hadits Tentang Mensyukuri Nikmat Allah
1.      Ayat Al-Qur’an dalam Q.S. Al-Ankabut: 17
a.       Lafadz dan Terjemahan Ayat
اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ اَوْثَا نًا وَّتَخْلُقُوْ نَ اِفْكًا اِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ لَايَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهُ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ١٧
Artinya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah, dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan dikembalikan.” (Q.S. Al-Ankabut: 17).[1]

b.      Terjemah Kosa Kata (Mufrodat)
Tidak mereka memiliki (mampu Memberi)
لَايَمْلِكُوْنَ
Sungguh apa yang
اِنَّمَا
Untuk kalian
لَكُمْ
Kalian sembah
تَعْبُدُوْنَ
Rezeki
رِزْقًا
Dari
مِنْ
Maka carilah/mintalah
فَبْتَغُوْا
Selain
دُوُنِ
Disisi
عِنْدَ
Allah
اللهِ
Allah
اللهِ
(hanya) berhala-berhala
اَوْثَانً
Rezeki
الرِزْقَ
Dan kalian menciptakan(mengatakan)
وَتَحْلُقُوْنَ
Dan sembahlah Dia(beriman dan taat
وَاعْبُدُوْهُ
Kebohongan
اِفْكَا
Dan bersyukurlah kalian
وَاشْكُرُوْا
Sesungguhnya
اِنِّ
Kepada-Nya
لَهُ
Yang
الَّذِيْنَ
Kepada-Nya
اِلَييْهِ
Kalian sembah
تَعْبُدُوْنَ
Kalian akan dikembalikan
تُرْجَعُوْنَ
Dari
مْنْ


Selain
دُوْنِ


Allah
اللهِ

c.       Kandungan Q.S. Al-Ankabut: 17
Ayat tersebut menjelaskan tentang perbuatan syirik yang dilakukan oleh kaum Nabi Ibrahim as., yaitu menyembah berhala. Perbuatan tersebut dilakukan dengan anggapan akan mendapatkan manfaat dan kebaikan bagi diri mereka sendiri.[2]
Pada ayat tersebut Allah Swt. telah menjelaskan bahwa perbuatan menyembah berhala tidak akan memberikan manfaat terhadap diri mereka sendiri maupun orang lain. Perbuatan syirik hanya akan menyebabkan pelakunya mendapatkan azab dari Allah Swt. dan siksa di neraka.
Pada ayat tersebut terdapat tiga pokok ajaran, yaitu perintah hanya menyembah kepada Allah Swt., memohon rezeki hanya kepada Allah Swt. dengan jalan berusaha secara halal, dan bersyukur kepada Allah Swt. atas rezeki yang diberikan kepadanya.
Orang yang menyembah selain Allah Swt. sebenarnya telah berdusta pada dirinya. Dusta karena menganggap bahwa yang disembah itu akan mendatangkan kebahagiaan dan memberikan rezeki. Padahal ia sendiri tahu bahwa yang disembahnya itu adalah ciptaan manusia. Ia tidak menggunakan akal pikirannya dan berdusta karena pada saat roh ditiupkan ke dalam raganya, ia mengakui bahwa Tuhannya adalah Allah Swt.[3]
2.      Hadits Terkait
a.       Lafadz dan Terjemahan
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ)]متفق عليه(

Artinya: Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw  bersabda : lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari pada kamu dan janganlah kamu melihat orang yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik untuk tidak meremehkan nikmat Allah atasmu.” (Muttafaqun ‘Alaih).

b.      Kandungan Hadits
Dalam hadits di atas, nabi menyuruh kaum muslimin agar memandang orang yang berada di bawah mereka, baik mengenai bentuk dan rupa tubuhnya, kesehatan dan kesejahteraannya, harta dan kekayaannya maupun yang lain-lainnya. Dengan cara demikian, mereka akan merasa beruntung dan lebih baik keadaan mereka dibandingkan dengan yang dibawah standar nasib mereka.
Sebaliknya nabi saw. melarang kaum muslimin memandang orang yang di atas mereka sebab dapat menimbulkan rasa kecil hati dan rendah diri dan bahkan bukan mustahil dapat menimbulkan rasa kecewa, menyesal diri dan mungkin timbul persangkaan yang buruk kepada Allah swt.
Allah Swt. tidak memperhatikan keadaan dirinya atau pilih kasih dalam pemberian nikmat. Kaum muslimin dibenarkan melihat orang yang lebih tinggi derajatnya, khusus dalam masalah ketaatan kenjalankan agama (dalam hal kebaikan yang bernilai agama) atau dalam menuntut ilmu pengetahuan khususnya ilmu pengetahuan yang bernilai agama.[4]

B.     Cara Mensyukuri Nikmat Allah dan Perilaku Orang yang Menerapkan Ayat Al-Qur’an dan Hadits Terkait
1.      Cara Mensyukuri Nikmat Allah
a.       Bersyukur dengan hati dan perasaan
Bersyukur dengan hati dan perasaan dapat dilakukan dengan cara:
1)      Senantiasa mengingat nikmat yang diberikan Allah Swt. dan menghindarkan penyakit hati seperti kikir, riya’, takabur dan iri karena kufur akan nikmat Allah Swt.
2)      Ikhlas akan nikmat yang diberikan Allah Swt. baik sedikit atau banyak.
3)      Selalu mengingat Allah Swt. karena hakikat kenikmatan adalah karunia Allah Swt.
b.      Bersyukur dengan ucapan
Bersyukur dengan ucapan dapat dilakukan dengan cara mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Allah Swt.. pengakuan ini diikuti dengan memuji Allah melalui ucapan “Alhamdulillah”. Ucapan ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah Swt.
c.       Bersyukur dengan perbuatan
Bersyukur dengan perbuatan dapat dilakukan dengan cara:
1)      Melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
2)      Mendirikan ibadah shalat lima waktu tepat pada waktunya.
3)      Melaksanakan ibadah puasa wajib dan sunnah.
4)      Tolong-menolong sesama manusia.
5)      Membayar zakat fitrah dan zakat mall.
6)      Melaksanakan ibadah haji jika mampu dan memenuhi syarat.
7)      Belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang telah didapat.
8)      Jihad fii sabilillah.[5]
2.      Perilaku Orang yang Menerapkan Ayat Al-Qur’an dan Hadits Terkait
Orang-orang yang senantiasa mensyukuri nikmat Allah Swt. ditunjukkan dengan perilaku sebagai berikut:
a.       Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. yang telah menciptakan dan menganugerahkan nikmat kepada manusia, Allah Swt. adalah Al-Khaliq yang Maha Menciptakan segala sesuatu.
b.      Mengenal sifat-sifat Allah Swt. yang sempurna dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
c.       Banyak bertahmid kepada Allah Swt. dengan ucapan “Alhamdulillah” sebagai ungkapan syukur atas semua bentuk kenikmatan yang Allah berikan.
d.      Mempergunakan kenikmatan yang diberikan Allah Swt. untuk melaksanakan perintah Allah, baik yang wajib maupun yang sunnah, seperti membayar zakat, melaksanakan ibadah haji dan umrah.
e.       Selalu bertawakal kepada Allah Swt. atas usaha dan do’a yang telah dipanjatkan.

C.    Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Perintah untuk Menjaga Kelestarian Lingkungan
1.      Ayat Al-Qur’an dalam (Q.S. Ar-Rum: 41-42)
a.       Lafadz dan Terjemahan
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١ قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُۚ كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ ٤٢
Artinya: “(41) Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (42) Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (Q.S. Ar-Rum: 41-42).[6]

b.      Terjemah Kosa Kata (Mufrodat)
Adakanlah perjalanan
سِيرُواْ
Telah nampak kerusakan
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ
Di muka bumi
فِي ٱلۡأَرۡضِ
Di darat dan di laut
فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ
Dan perhatikanlah
فَٱنظُرُواْ
Disebabkan karena perbuatan
بِمَا كَسَبَتۡ
Bagaimana kesudahan
كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ
Tangan manusia
أَيۡدِي ٱلنَّاسِ
Orang-orang yang terdahulu
ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُ
Supaya Allah merasakan kepada mereka
لِيُذِيقَهُم
Kebanyakan dari mereka
كَانَ أَكۡثَرُهُم
Sebagian dari akibat perbuatan mereka
بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ
Orang-orang yang mempersekutukan Allah
مُّشۡرِكِينَ
Agar mereka kembali ke jalan yang benar
لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ


Katakanlah
قُلۡ

c.       Kandungan Q.S. Ar-Rum: 41-42
Allah menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-Nya juga memberikan manusia kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah, manusia memiliki tugasmemanfaatkan, mengelola dan memelihara.
Tetapi seringkali manusia lalai dengan kedudukannya sebagai khalifah di bumi. Pemanfaatan yang mereka lakukan terhadap alam seringkali tidak diiringi dengan usaha pelestarian. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam justru mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia itu sendiri. Kerusakan terjadi di darat dan di laut seperti Banjir, tanah longsor, kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.[7]
Dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi dan menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar kepada Allah SWT. Banyak kisah-kisah orang terdahulu seperti cerita para nabi, sahabat-sahabat rasul dan tabi’in. Pada masa itu manusia juga banyak melakukan kerusakan di bumi. Sampai akhirnya Allah SWT. memusnahkannya.[8]
2.      Hadits Terkait
a.       Lafadz dan Terjemahan
حَدِيْثُ جَابِرِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ رضى الله عنهما, قَالَ : كَانَتْ لِرِجَالٍ مِنَّا فُضُوْلُ اَرَضِيْنَ, فَقَالُوْا نُؤَاجِرُهَا بِالثُّلُثِ وَالرُّبُعِ وَالنِّصْفِ, فَقَالَ النَّبِىُّ ص.م. : مَنْ
كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا اَخَاهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِك أَرْضَه

Artinya: “Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah itu (untuk mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan seperdua. Rosulullah S.a.w. bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka hendaklah ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan), maka jika ia enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu. (HR. Imam Bukhori dalam kitab Al-Hibbah).[9]

b.      Kandungan Hadits
Dalam hadits dari Jabir di atas menjelaskan bahwa sebagian para sahabat Nabi S.a.w. memanfaatkan lahan yang mereka miliki dengan menyewakan lahannya kepada petani. Mereka menatapkan sewanya sepertiga atau seperempat atau malahan seperdua dari hasil yang didapat oleh petani.
Dengan adanya praktek demikian yang dilakukan oleh para sahabat, maka Nabi meresponnya dengan mengeluarkan hadits diatas, yang intinya mengajak sahabat menanami sendiri lahannya atau menyuruh orang lain mengolahnya apabila tidak sanggup mengolahnya.[10]

D.    Cara Menjaga Kelestarian Lingkungan dan Perilaku dalam Menjaganya
1.      Cara Menjaga Kelestarian Lingkungan
Pelestarian lingkungan hidup merupakan rangkaian dari upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhaap tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Adapun beberapa cara menjaga kelestarian lingkungan hidup tersebut sebagai berikut:
a.       Membuang sampah pada tempatnya.
b.      Melakukan program penghijauan kembali.
c.       Mencegah pencemaran air dengan mengamankan pintu-pintu air bersih, tidak membuang sampah pada aliran air, dan melakukan penghematan air bersih.
d.      Mencegah petani untuk melakukan cara ladang berpindah. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif lagi.[11]
2.      Perilaku dalam Menjaga Lingkungan
Alam semesta dan seluruh isinya wajib dijaga dan dilestarikan agar memberikan timbal balik yang sepadan terhadap usaha manusia tersebut. Berikut ini beberapa perilaku menjaga lingkungan dan melestarikannya sebagai berikut:
a.       Membangun lingkungan hidup
Tujuannya adalah untuk melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara berkelanjutan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap pada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik.
b.      Menjaga lingkungan hidup dari kerusakan
Allah Swt. dalam Al-Qur’an senantiasa mengingatkan manusia agar tidak berbuat kerusakan di muka buni ini. Namun, kebanyakan manusia mengingkarinya.
c.       Menjaga sumber daya udara
Udara adalah salah satu nikmat yang tidak begitu disadari oleh manusia. Upaya yang bisa kita tempuh untuk menghindari pencemaran udara, antara lain memperluas kawasan hijau, pemakaian bahan b akar akrab lingkungan, knalpot dipasangi filter, dan mengurangi pemakaian kendaraan pribadi.
d.      Menjaga Sumber Daya Air
Dapat dilakukan dengan:
1)      Menghemat penggunaan air bersih.
2)      Tidak membuang sampah di aliran air, baik sungai atau mata air lainnya.
3)      Mengadakan pengolahan limbah secara benar.
4)      Mengadakan reboisasi agar hutan tetap terjaga kelestariannya.
5)      Mencegah penebangan pohon secara liar agar serapan air dapat berlangsung.[12]
e.       Menjaga Sumber Daya Tanah
Tanah merupakan sumber daya bagi manusia. Melalui tanah tersebut Allah Swt. menumbuhkan berbagai macam-macam tanaman. Berbagai macam tanaman tersebut diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Oleh karena itu, sumber daya tanah harus dijaga kelestariannya demi kelangsungan hidup manusia.[13]


























BAB III
KESIMPULAN
1.      Ayat Al-Qur’an tentang mensyukuri nikmat Allah salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Ankabut ayat 17, yang berbunyi:
اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ اَوْثَا نًا وَّتَخْلُقُوْ نَ اِفْكًا اِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللهِ لَايَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللهِ الرِّزْقَ وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهُ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ١٧
Sedangkan Hadist yang terkait yaitu:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْظُرُوا إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ، فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ)]متفق عليه(
2.      Cara mensyukuri nikmat Allah Swt yaitu bersyukur dengan hati, perasaan, ucapan, dan perbuatan. Orang-orang yang senantiasa mensyukuri nikmat Allah Swt. ditunjukkan dengan perilaku Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. yang telah menciptakan dan menganugerahkan nikmat kepada manusia, dan mengenal sifat-sifat Allah Swt. yang sempurna dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Ayat Al-Qur’an tentang menjaga kelestarian alam, salah satunya terdapat dalam Q.S. Ar-Rum: 41-42, yang berbunyi:
ظَهَرَ ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ ٤١ قُلۡ سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُۚ كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ ٤٢  



Sedangkan hadits yang terkait yaitu:
حَدِيْثُ جَابِرِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ رضى الله عنهما, قَالَ : كَانَتْ لِرِجَالٍ مِنَّا فُضُوْلُ اَرَضِيْنَ, فَقَالُوْا نُؤَاجِرُهَا بِالثُّلُثِ وَالرُّبُعِ وَالنِّصْفِ, فَقَالَ النَّبِىُّ ص.م. : مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا اَخَاهُ فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِك أَرْضَه
4.      Cara menjaga kelestarian lingkungan yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan program penghijauan kembali, dan lainnya. Sedangkan perilaku dalam menjaga lingkungan diantaranya yaitu membangun lingkungan hidup, menjaga lingkungan hidup dari kerusakan, dan lainnya.




















DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Muh. Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Aliyah Kelas XI. Depag Provinsi Jateng: Gani & Son. 2004.
Bahri, Wawan Saiful. Qur’an Hadits Madrasah Aliyah. Jakarta: Listafariska Putra. 2004.
IKAPI, Anggota. Al-Qur’an Hadits Kelas XI. Surakarta: Putra Nugraha. 2005.
Matsna, Mohammad. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadits. Semarang: Toha Putra. 2009.


[1] Anggota IKAPI, Al-Qur’an Hadits Kelas XI (Surakarta: Putra Nugraha, 2005), 7.
[2] Ibid., 8-9.
[3] Wawan Saiful Bahri, Qur’an Hadits Madrasah Aliyah (Jakarta: Listafariska Putra, 2004), 15.
[4] Mohammad Matsna, Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadits (Semarang, Toha Putra: 2009), 31.
[5] Ibid.,  32-33.
[6] Anggota IKAPI, Al-Qur’an Hadits Kelas XI, 35.
[7] Ibid., 36.
[8] Ibid., 37.
[9] Muh Asnawi, Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Aliyah Kelas XI (Depag Provinsi Jateng: Gani & Son, 2004), 22.
[10] Ibid., 23.
[11] Anggota IKAPI, Al-Qur’an Hadits Kelas XI, 52.
[12] Ibid., 53-54.
[13] Ibid.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar