MENSYUKURI NIKMAT ALLAH DAN MENJAGA
KELESTARIAN LINGKUNGAN
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah
“Studi Materi
Al-Qur’an Hadits MTs-MA”
Disusun oleh:
Kelompok 10
2.
Miftah Nur Masyriki (210315136)
Kelas:
TB.D (semester 5)
Dosen Pengampu:
Anas Ma’ruf, M.Pd.I.
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
DESEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan rahmat
yang dilimpahkan-Nya sehingga penyusun memperoleh kesempatan untuk
menyeleseikan tugas makalah dalam mata kuliah “Studi Materi Al-Qur’an Hadits di
MTs-MA yang berjudul Mensyukuri Nikmat Allah dan Menjaga Kelestarian Lingkungan”.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang
sempurna, namun berkat rahmat dan izin
dari Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terseleseikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan hati serta melalui kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyeleseikan makalah ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya pada makalah-makalah
selanjutnya.
Demikian makalah ini penyusun buat
dengan harapan dapat menjadi acuan untuk proses belajar-mengajar di Perguruan
Tinggi dan semoga makalah ini juga bermanfaat bagi para pembaca.
Ponorogo, 9 Desember 2017
Kelompok 10
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Nikmat yang dianugerahkan
Allah kepada manusia, merupakan pemberian yang terus menerus, dengan bermacam-macam bentuk lahir dan batin. Hanya manusia sajalah yang kurang
pandai memelihara nikmat, sehingga ia merasa seolah-olah belum diberikan
sesuatupun oleh Allah.
Allah menganjurkan kepada makhluknya untuk
mensyukuri nikmat yang diberikan, yaitu dengan satu hal yang mungkin kadang
manusia sendiri lupa apa yang menjadi kewajiban kita sebagai makhluk Allah,
yaitu dengan menjalankan apa yang sudah ditetapkan. Salah satunya seperti
menjaga kelestarian lingkungan.
menjaga kelestarian lingkungan telah diajarkan oleh
Rasulullah SAW kepada para sahabatnya. Abu Darda r.a pernah mengatakan bahwa di
tempat belajar yang diasuh oleh Rasulullah SAW telah diajarkan pentingnya
bercocok tanam, dan menanam pepohonan, serta pentingnya usaha mengubah tanah
yang tandus menjadi kebun yang subur. Perbuatan tersebut akan mendatangkan
pahala yang besar disisi Allah SWT dan bekerja untuk memakmurkan bumi merupakan
amal ibadah kepada Allah SWT.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana bunyi
ayat Al-Qur’an dan hadits tentang perintah untuk mensyukuri nikmat Allah?
2. Bagaimana cara
mensyukuri nikmat Allah dan perilaku orang yang menerapkan ayat Al-Qur’an dan
hadits terkait?
3. Bagaimana bunyi
ayat Al-Qur’an dan hadits tentang perintah untuk menjaga kelestarian
lingkungan?
4. Bagaimana cara
menjaga kelestarian lingkungan dan perilaku dalam menjaganya?
BAB II
MENSYUKURI NIKMAT ALLAH DAN MENJAGA
KELESTARIAN LINGKUNGAN
A. Ayat Al-Qur’an
dan Hadits Tentang Mensyukuri Nikmat Allah
1. Ayat Al-Qur’an
dalam Q.S. Al-Ankabut: 17
a. Lafadz dan
Terjemahan Ayat
اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ
اللهِ اَوْثَا نًا وَّتَخْلُقُوْ نَ اِفْكًا اِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ
دُوْنِ اللهِ لَايَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللهِ الرِّزْقَ
وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهُ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ١٧
Artinya: “Sesungguhnya apa yang kamu sembah selain Allah itu adalah
berhala, dan kamu membuat dusta. Sesungguhnya yang kamu sembah selain Allah itu
tidak mampu memberikan rezeki kepadamu; maka mintalah rezeki itu di sisi Allah,
dan sembahlah Dia dan bersyukurlah kepada-Nya. Hanya kepada-Nya-lah kamu akan
dikembalikan.” (Q.S.
Al-Ankabut: 17).[1]
b.
Terjemah Kosa Kata (Mufrodat)
|
Tidak mereka memiliki (mampu
Memberi)
|
لَايَمْلِكُوْنَ
|
Sungguh apa
yang
|
اِنَّمَا
|
|
Untuk kalian
|
لَكُمْ
|
Kalian sembah
|
تَعْبُدُوْنَ
|
|
Rezeki
|
رِزْقًا
|
Dari
|
مِنْ
|
|
Maka carilah/mintalah
|
فَبْتَغُوْا
|
Selain
|
دُوُنِ
|
|
Disisi
|
عِنْدَ
|
Allah
|
اللهِ
|
|
Allah
|
اللهِ
|
(hanya)
berhala-berhala
|
اَوْثَانً
|
|
Rezeki
|
الرِزْقَ
|
Dan kalian
menciptakan(mengatakan)
|
وَتَحْلُقُوْنَ
|
|
Dan sembahlah
Dia(beriman dan taat
|
وَاعْبُدُوْهُ
|
Kebohongan
|
اِفْكَا
|
|
Dan bersyukurlah kalian
|
وَاشْكُرُوْا
|
Sesungguhnya
|
اِنِّ
|
|
Kepada-Nya
|
لَهُ
|
Yang
|
الَّذِيْنَ
|
|
Kepada-Nya
|
اِلَييْهِ
|
Kalian sembah
|
تَعْبُدُوْنَ
|
|
Kalian akan dikembalikan
|
تُرْجَعُوْنَ
|
Dari
|
مْنْ
|
|
Selain
|
دُوْنِ
|
||
|
Allah
|
اللهِ
|
c.
Kandungan Q.S. Al-Ankabut: 17
Ayat tersebut menjelaskan tentang perbuatan syirik yang
dilakukan oleh kaum Nabi Ibrahim as., yaitu menyembah berhala. Perbuatan
tersebut dilakukan dengan anggapan akan mendapatkan manfaat dan kebaikan bagi
diri mereka sendiri.[2]
Pada ayat tersebut Allah Swt. telah menjelaskan bahwa
perbuatan menyembah berhala tidak akan memberikan manfaat terhadap diri mereka
sendiri maupun orang lain. Perbuatan syirik hanya akan menyebabkan pelakunya
mendapatkan azab dari Allah Swt. dan siksa di neraka.
Pada ayat tersebut terdapat tiga pokok ajaran, yaitu
perintah hanya menyembah kepada Allah Swt., memohon rezeki hanya kepada Allah
Swt. dengan jalan berusaha secara halal, dan bersyukur kepada Allah Swt. atas
rezeki yang diberikan kepadanya.
Orang yang menyembah selain Allah Swt. sebenarnya telah
berdusta pada dirinya. Dusta karena menganggap bahwa yang disembah itu akan
mendatangkan kebahagiaan dan memberikan rezeki. Padahal ia sendiri tahu bahwa
yang disembahnya itu adalah ciptaan manusia. Ia tidak menggunakan akal
pikirannya dan berdusta karena pada saat roh ditiupkan ke dalam raganya, ia
mengakui bahwa Tuhannya adalah Allah Swt.[3]
2.
Hadits Terkait
a.
Lafadz dan Terjemahan
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْظُرُوا
إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ،
فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ)]متفق عليه(
Artinya:
“Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda : lihatlah
kepada orang yang lebih rendah dari pada kamu dan janganlah kamu melihat orang
yang di atasmu. Maka hal itu lebih baik untuk tidak meremehkan nikmat Allah
atasmu.” (Muttafaqun ‘Alaih).
b. Kandungan Hadits
Dalam hadits di atas, nabi menyuruh kaum muslimin
agar memandang orang yang berada di bawah mereka, baik mengenai bentuk dan rupa
tubuhnya, kesehatan dan kesejahteraannya, harta dan kekayaannya maupun yang
lain-lainnya. Dengan cara demikian, mereka akan merasa beruntung dan lebih baik
keadaan mereka dibandingkan dengan yang dibawah standar nasib mereka.
Sebaliknya nabi saw. melarang kaum muslimin
memandang orang yang di atas mereka sebab dapat menimbulkan rasa kecil hati dan
rendah diri dan bahkan bukan mustahil dapat menimbulkan rasa kecewa, menyesal
diri dan mungkin timbul persangkaan yang buruk kepada Allah swt.
Allah Swt. tidak memperhatikan keadaan dirinya atau
pilih kasih dalam pemberian nikmat. Kaum muslimin dibenarkan melihat orang yang
lebih tinggi derajatnya, khusus dalam masalah ketaatan kenjalankan agama (dalam
hal kebaikan yang bernilai agama) atau dalam menuntut ilmu pengetahuan
khususnya ilmu pengetahuan yang bernilai agama.[4]
B.
Cara Mensyukuri Nikmat Allah dan Perilaku Orang yang Menerapkan Ayat
Al-Qur’an dan Hadits Terkait
1.
Cara Mensyukuri Nikmat Allah
a.
Bersyukur dengan hati dan perasaan
Bersyukur dengan hati dan perasaan dapat dilakukan dengan
cara:
1)
Senantiasa mengingat nikmat yang diberikan Allah Swt. dan
menghindarkan penyakit hati seperti kikir, riya’, takabur dan iri karena kufur
akan nikmat Allah Swt.
2)
Ikhlas akan nikmat yang diberikan Allah Swt. baik sedikit
atau banyak.
3)
Selalu mengingat Allah Swt. karena hakikat kenikmatan
adalah karunia Allah Swt.
b.
Bersyukur dengan ucapan
Bersyukur dengan ucapan dapat dilakukan dengan cara
mengakui dengan ucapan bahwa semua nikmat berasal dari Allah Swt.. pengakuan
ini diikuti dengan memuji Allah melalui ucapan “Alhamdulillah”. Ucapan
ini merupakan pengakuan bahwa yang paling berhak menerima pujian adalah Allah
Swt.
c.
Bersyukur dengan perbuatan
Bersyukur dengan perbuatan dapat dilakukan dengan cara:
1)
Melaksanakan semua perintah Allah dan menjauhi semua
larangan-Nya.
2)
Mendirikan ibadah shalat lima waktu tepat pada waktunya.
3)
Melaksanakan ibadah puasa wajib dan sunnah.
4)
Tolong-menolong sesama manusia.
5)
Membayar zakat fitrah dan zakat mall.
6)
Melaksanakan ibadah haji jika mampu dan memenuhi syarat.
7)
Belajar dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang telah
didapat.
8)
Jihad fii sabilillah.[5]
2.
Perilaku Orang yang Menerapkan Ayat Al-Qur’an
dan Hadits Terkait
Orang-orang yang senantiasa mensyukuri nikmat Allah Swt.
ditunjukkan dengan perilaku sebagai berikut:
a.
Meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah Swt. yang telah
menciptakan dan menganugerahkan nikmat kepada manusia, Allah Swt. adalah
Al-Khaliq yang Maha Menciptakan segala sesuatu.
b.
Mengenal sifat-sifat Allah Swt. yang sempurna dan
meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
c.
Banyak bertahmid kepada Allah Swt. dengan ucapan
“Alhamdulillah” sebagai ungkapan syukur atas semua bentuk kenikmatan yang Allah
berikan.
d.
Mempergunakan kenikmatan yang diberikan Allah Swt. untuk
melaksanakan perintah Allah, baik yang wajib maupun yang sunnah, seperti
membayar zakat, melaksanakan ibadah haji dan umrah.
e.
Selalu bertawakal kepada Allah Swt. atas usaha dan do’a
yang telah dipanjatkan.
C.
Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Perintah untuk
Menjaga Kelestarian Lingkungan
1. Ayat Al-Qur’an
dalam (Q.S. Ar-Rum: 41-42)
a.
Lafadz dan Terjemahan
ظَهَرَ
ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
٤١ قُلۡ
سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُۚ
كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ
٤٢
Artinya: “(41) Telah nampak kerusakan di darat dan
di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supay Allah merasakan kepada
mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan
yang benar). (42) Katakanlah: "Adakanlah
perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang
terdahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan
(Allah)." (Q.S. Ar-Rum: 41-42).[6]
b.
Terjemah Kosa Kata (Mufrodat)
|
Adakanlah perjalanan
|
سِيرُواْ
|
Telah nampak kerusakan
|
ظَهَرَ
ٱلۡفَسَادُ
|
|
Di muka bumi
|
فِي
ٱلۡأَرۡضِ
|
Di darat dan di laut
|
فِي
ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ
|
|
Dan perhatikanlah
|
فَٱنظُرُواْ
|
Disebabkan karena perbuatan
|
بِمَا
كَسَبَتۡ
|
|
Bagaimana kesudahan
|
كَيۡفَ
كَانَ عَٰقِبَةُ
|
Tangan manusia
|
أَيۡدِي
ٱلنَّاسِ
|
|
Orang-orang yang terdahulu
|
ٱلَّذِينَ
مِن قَبۡلُ
|
Supaya Allah merasakan kepada mereka
|
لِيُذِيقَهُم
|
|
Kebanyakan dari mereka
|
كَانَ
أَكۡثَرُهُم
|
Sebagian dari akibat perbuatan mereka
|
بَعۡضَ
ٱلَّذِي عَمِلُواْ
|
|
Orang-orang yang mempersekutukan Allah
|
مُّشۡرِكِينَ
|
Agar mereka kembali ke jalan yang benar
|
لَعَلَّهُمۡ
يَرۡجِعُونَ
|
|
|
|
Katakanlah
|
قُلۡ
|
c. Kandungan Q.S.
Ar-Rum: 41-42
Allah menciptakan Jin dan Manusia untuk beribadah kepada-Nya juga
memberikan manusia kedudukan sebagai khalifah di bumi. Sebagai khalifah,
manusia memiliki tugasmemanfaatkan, mengelola dan memelihara.
Tetapi seringkali manusia lalai dengan kedudukannya sebagai khalifah di
bumi. Pemanfaatan
yang mereka lakukan terhadap alam seringkali tidak diiringi dengan usaha
pelestarian. Keserakahan dan perlakuan buruk sebagian manusia terhadap alam
justru mengakibatkan kerusakan dan kesengsaraan kepada manusia itu sendiri.
Kerusakan terjadi di darat dan di laut seperti Banjir, tanah longsor,
kekeringan, pencemaran air dan udara, dll.[7]
Dalam ayat ini Allah menyuruh kita untuk melakukan perjalanan di muka bumi
dan menengok kembali kisah-kisah umat terdahulu yang binasa karena ingkar
kepada Allah SWT. Banyak
kisah-kisah orang terdahulu seperti cerita para nabi, sahabat-sahabat rasul dan
tabi’in. Pada masa itu manusia juga banyak melakukan kerusakan di bumi. Sampai
akhirnya Allah SWT. memusnahkannya.[8]
2. Hadits Terkait
a. Lafadz dan
Terjemahan
حَدِيْثُ جَابِرِ
ابْنِ عَبْدِ اللهِ رضى الله عنهما, قَالَ : كَانَتْ لِرِجَالٍ مِنَّا فُضُوْلُ
اَرَضِيْنَ, فَقَالُوْا نُؤَاجِرُهَا بِالثُّلُثِ وَالرُّبُعِ وَالنِّصْفِ,
فَقَالَ النَّبِىُّ ص.م. : مَنْ
كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا اَخَاهُ
فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِك أَرْضَه
Artinya: “Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada
beberapa orang dari kami mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami
akan sewakan tanah itu (untuk mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya,
seperempat dan seperdua. Rosulullah S.a.w. bersabda: Barangsiapa ada memiliki
tanah, maka hendaklah ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan),
maka jika ia enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah itu.” (HR. Imam Bukhori
dalam kitab Al-Hibbah).[9]
b. Kandungan
Hadits
Dalam hadits dari Jabir di
atas menjelaskan bahwa sebagian para sahabat Nabi S.a.w. memanfaatkan lahan
yang mereka miliki dengan menyewakan lahannya kepada petani. Mereka menatapkan sewanya sepertiga atau
seperempat atau malahan seperdua dari hasil yang didapat oleh petani.
Dengan adanya praktek demikian yang dilakukan oleh
para sahabat, maka Nabi meresponnya dengan mengeluarkan hadits diatas, yang
intinya mengajak sahabat menanami sendiri lahannya atau menyuruh orang lain
mengolahnya apabila tidak sanggup mengolahnya.[10]
D. Cara Menjaga
Kelestarian Lingkungan dan Perilaku dalam Menjaganya
1. Cara Menjaga
Kelestarian Lingkungan
Pelestarian lingkungan hidup merupakan
rangkaian dari upaya untuk melindungi kemampuan lingkungan hidup terhaap
tekanan perubahan dan dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan
manusia dan makhluk hidup lainnya. Adapun beberapa cara menjaga kelestarian
lingkungan hidup tersebut sebagai berikut:
a. Membuang sampah
pada tempatnya.
b. Melakukan
program penghijauan kembali.
c. Mencegah pencemaran
air dengan mengamankan pintu-pintu air bersih, tidak membuang sampah pada
aliran air, dan melakukan penghematan air bersih.
d. Mencegah petani
untuk melakukan cara ladang berpindah. Sebaiknya lahan pertanian dibuat menetap
dengan menggunakan pupuk untuk menyuburkan tanah yang sudah tidak produktif
lagi.[11]
2. Perilaku dalam
Menjaga Lingkungan
Alam semesta dan seluruh isinya wajib dijaga
dan dilestarikan agar memberikan timbal balik yang sepadan terhadap usaha
manusia tersebut. Berikut ini beberapa perilaku menjaga lingkungan dan
melestarikannya sebagai berikut:
a. Membangun
lingkungan hidup
Tujuannya adalah untuk melestarikan daya
dukung lingkungan yang dapat menopang secara berkelanjutan. Walaupun lingkungan
berubah, kita usahakan agar tetap pada kondisi yang mampu untuk menopang secara
terus-menerus sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat
terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik.
b. Menjaga
lingkungan hidup dari kerusakan
Allah Swt. dalam Al-Qur’an senantiasa
mengingatkan manusia agar tidak berbuat kerusakan di muka buni ini. Namun,
kebanyakan manusia mengingkarinya.
c. Menjaga sumber
daya udara
Udara adalah salah satu nikmat yang tidak
begitu disadari oleh manusia. Upaya yang bisa kita tempuh untuk menghindari
pencemaran udara, antara lain memperluas kawasan hijau, pemakaian bahan b akar
akrab lingkungan, knalpot dipasangi filter, dan mengurangi pemakaian kendaraan
pribadi.
d. Menjaga Sumber
Daya Air
Dapat dilakukan dengan:
1) Menghemat
penggunaan air bersih.
2) Tidak membuang
sampah di aliran air, baik sungai atau mata air lainnya.
3) Mengadakan
pengolahan limbah secara benar.
4) Mengadakan
reboisasi agar hutan tetap terjaga kelestariannya.
5) Mencegah
penebangan pohon secara liar agar serapan air dapat berlangsung.[12]
e. Menjaga Sumber
Daya Tanah
Tanah merupakan sumber daya bagi manusia.
Melalui tanah tersebut Allah Swt. menumbuhkan berbagai macam-macam tanaman.
Berbagai macam tanaman tersebut diciptakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Oleh karena itu, sumber daya tanah harus dijaga kelestariannya demi kelangsungan
hidup manusia.[13]
BAB III
KESIMPULAN
1. Ayat Al-Qur’an
tentang mensyukuri nikmat Allah salah satunya terdapat dalam Q.S. Al-Ankabut ayat 17, yang berbunyi:
اِنَّمَا تَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ
اللهِ اَوْثَا نًا وَّتَخْلُقُوْ نَ اِفْكًا اِنَّ الَّذِيْنَ تَعْبُدُوْنَ مِنْ
دُوْنِ اللهِ لَايَمْلِكُوْنَ لَكُمْ رِزْقًا فَابْتَغُوْا عِنْدَ اللهِ الرِّزْقَ
وَاعْبُدُوْهُ وَاشْكُرُوْا لَهُ اِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ١٧
Sedangkan Hadist yang terkait yaitu:
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: انْظُرُوا
إِلَى مَنْ أَسْفَلَ مِنْكُمْ، وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ فَوْقَكُمْ،
فَهُوَ أَجْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللهِ عَلَيْكُمْ)]متفق عليه(
2.
Cara mensyukuri nikmat Allah Swt yaitu
bersyukur dengan hati, perasaan, ucapan, dan perbuatan. Orang-orang yang senantiasa mensyukuri nikmat Allah Swt.
ditunjukkan dengan perilaku Meyakini sepenuh hati bahwa Allah Swt. yang telah
menciptakan dan menganugerahkan nikmat kepada manusia, dan mengenal sifat-sifat
Allah Swt. yang sempurna dan meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
3. Ayat Al-Qur’an
tentang menjaga kelestarian alam, salah satunya terdapat dalam Q.S. Ar-Rum:
41-42, yang berbunyi:
ظَهَرَ
ٱلۡفَسَادُ فِي ٱلۡبَرِّ وَٱلۡبَحۡرِ بِمَا كَسَبَتۡ أَيۡدِي ٱلنَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعۡضَ ٱلَّذِي عَمِلُواْ لَعَلَّهُمۡ يَرۡجِعُونَ
٤١ قُلۡ
سِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَٱنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلُۚ
كَانَ أَكۡثَرُهُم مُّشۡرِكِينَ
٤٢
Sedangkan hadits yang terkait yaitu:
حَدِيْثُ جَابِرِ ابْنِ عَبْدِ اللهِ رضى الله عنهما, قَالَ :
كَانَتْ لِرِجَالٍ مِنَّا فُضُوْلُ اَرَضِيْنَ, فَقَالُوْا نُؤَاجِرُهَا
بِالثُّلُثِ وَالرُّبُعِ وَالنِّصْفِ, فَقَالَ النَّبِىُّ ص.م. : مَنْ كَانَتْ لَهُ اَرْضٌ فَلْيَزْرَعْهَا اَوْلِيَمْنَحْهَا اَخَاهُ
فَإِنْ أَبَى فَلْيُمْسِك أَرْضَه
4. Cara menjaga
kelestarian lingkungan yaitu dengan membuang sampah pada tempatnya, melakukan
program penghijauan kembali, dan lainnya. Sedangkan perilaku dalam menjaga
lingkungan diantaranya yaitu membangun lingkungan hidup, menjaga lingkungan
hidup dari kerusakan, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Asnawi, Muh. Buku Pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk
Madrasah Aliyah Kelas XI. Depag Provinsi Jateng: Gani & Son. 2004.
Bahri, Wawan Saiful. Qur’an Hadits Madrasah Aliyah. Jakarta:
Listafariska Putra. 2004.
IKAPI, Anggota. Al-Qur’an Hadits Kelas XI. Surakarta: Putra Nugraha.
2005.
Matsna, Mohammad. Pendidikan Agama Islam Al-Qur’an Hadits. Semarang: Toha Putra. 2009.
[9] Muh Asnawi, Buku
Pelajaran Al-Qur’an Hadits untuk Madrasah Aliyah Kelas XI (Depag Provinsi
Jateng: Gani & Son, 2004), 22.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar