KEMAJUAN ISLAM PADA MASA DINASTI AYYUBIYAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah
“Studi Materi
SKI di MTs-MA”
Disusun oleh:
Kelompok 4
1.
Intan Fitriani Kusumaningrum (210315142)
2.
Lutfa Nihayati (210315123)
3.
Nailul Hidayah (210315146)
Kelas:
TB.D (semester 5)
Dosen Pengampu:
Zainur Rofik, M.Pd.I.
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
SEPTEMBER 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan rahmat
yang dilimpahkan-Nya sehingga penyusun memperoleh kesempatan untuk
menyeleseikan tugas makalah dalam mata kuliah “Studi Materi SKI di MTs-MA yang
berjudul Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyah”.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang
sempurna, namun berkat rahmat dan izin
dari Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat
terseleseikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati serta melalui kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyeleseikan makalah ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaannya pada makalah-makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini penyusun buat
dengan harapan dapat menjadi acuan untuk proses belajar-mengajar di Perguruan
Tinggi dan semoga makalah ini juga bermanfaat bagi para pembaca.
Ponorogo, 9 Oktober 2017
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
- LATAR BELAKANG
Beralihnya
tampuk kekuasaan dari dinasti Fathimiyyah ke tangan dinasti Ayyubiyyah
mengakhiri berkembang luasnya paham syi’ah di Mesir. Shalahuddin membawa pembaharuan bagi
mesir dan merupakan angin segar bagi para penganut Ahli Sunnah wal Jama’ah.
Perkembangan Dinasti Ayyubiyyah
tidak terlepas dari peran besar Shalahudin sendiri. Shalahudin
mempunyai dua tugas utama sebagai khalifah Ayyubiyyah. Pertama, sebagai seorang
negarawan yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah. Kedua, sebagai panglima
perang salib yang telah berhasil mengalahkan tentara salib.
Untuk tugas
pertama, beliau telah banyak mengadakan pembangunan, membangun administrasi
negara, ekonomi, perdagangan, memajukan ilmu pengetahuan, membangun madrasah
dan sekolah, mengembangkan dalam bidang kegamaan mazhab Ahli Sunnah wal
Jama’ah. Dan untuk tugas kedua beliau telah membangun persatuan bangsa Arab di
bawah naungan Abbasiyah di Baghdad untuk menghadapi agresi tentara salib,
membangun benteng pertahanan militer yang terkenal dengan benteng Shalahudin.
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana
sejarah singkat berdirinya Dinasti Ayyubiyah?
2.
Apa saja kemajuan Islam pada masa
Dinasti Ayyubiyah?
3.
Siapa saja tokoh ilmuwan muslim dalam kemajuan islam pada
masa Dinasti Ayyubiyah?
4.
Apa saja Ibrah kemajuan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah?
BAB II
KEMAJUAN ISLAM
PADA MASA DINASTI AYYUBIYAH
A.
Sejarah Singkat
Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Daulah
Ayyubiyah mulai berkuasa dari 569 H/1174 M sampai tahun 650 H/1252 M. Daulah
ini berdiri setelah runtuhnya Dinasti Fatimiyah di Mesir. Dinasti Ayyubiyah
berasal dari salah satu keturunan suku Kurdi yang tinggal di Azerbaijan. Daulah
ini didirikan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi dan merupakan putra dari
Najmuddin bin Ayyub yang lahir di Tikrit, tepi sungai Tigris di Irak pada tahun
532 H/1138 M. Pada waktu itu ayahnya menjadi penguasa Bani Seljuk di wilayah
Ba’labak/ Balbek (utara Suriah).
Daulah
Ayyubiyah merupakan sebuah persatuan dari beberapa daulah yang tunduk kepada
satu daulah yang dipimpin oleh kepala keluarga. Ketika Daulah Bani Abbasiyah
masih berkuasa, Daulah Bani Ayyubiyah masih berupa penguasa provinsi yang
mengakui kekuasaan Bani Abbasiyah dengan memberikan pajak setiap tahunnya.
Pada saat
Salahuddin Al-Ayyubi masih berumur muda, dia kurang begitu dikenal. Dia sangat
senang melakukan diskusi tentang Ilmu Fikih, Ilmu Kalam, Al-Qur’an dan Hadits.
Oleh ayahnya (Nuruddin Zanki), Salahuddin muda dikenal dengan guberur Suri’ah.
Di Balbek, Salahuddin juga tekun belajar tentang teknik peperangan dan strategi
politik. Setelah itu Salahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk
mempelajari Teologi Sunni selama 10 tahun. Kemudian ia diangkat sebagai
gubernur di Balbek.
Kehidupan yang
dijalani Salahuddin Al-Ayyubi adalah kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan
peperangan. Keberhasilan Salahuddin Al-Ayyubi sebagi tentara mulai terlihat
ketika ia mendampingi pamannya, Asaduddin Syirkuh yang mendapat tugas dari
Nuruddin Zanki untuk membantu Dinasti Fatimiyah di Mesir. Perdana menteri
Syawar yang kudeta oleh Dirgam menjanjikan sepertiga pajak tanah Mesir kepada
Asadiddin Syirkuh dan Salahuddin, jika berhasil mengembalikan kekuasaan Syawar.
Salahuddin berhasil mengalahkan pasukan Dirgam dan mengembalikan posisi Syawar
pada tahun 1164 M.
Berselang 3
tahun kemudian, Salahuddin Al-Ayyubi kembali menyertai pamannya di Mesir. Hal
ini terjadi karena Syawar bersekutu dengan panglima tentara Salib (Amauri).
Peperangan pecah dengan sengit antara pasukan Salahuddin Al-Ayyubi dan pasukan
Syawar yang dibantu Amauri. Salahuddin Al-Ayyubi berhasil menduduki
Iskandariyah, tetapi ia dikepumg dari Barat dan laut oleh tentara Salib
pimpinan Amauri. Peperangan itu berakhir dengan perjanjian damai pada bulan Agustus
1167 M yang isinya adalah pertukaran tawanan perang.
Pada tahun 1169
M, Amauri dengan tentara Salibnya melanggar perjanjian damai dan bermaksud
menguasainya. Mereka banyak membunuh rakyat Mesir serta berusaha meruntuhkan
kekuasaan Dinasti Fatimiyah. Melihat keadaan ini, Asaduddin Syirkuh dan
Salahuddin Al-Ayyubi kembali memasuki Mesir. Amauri berhasil dikalahkan dan
Mesir dapat dibebaskan dari ancaman tentara Salib.
Karena
jasa-jasanya yang begitu besar bagi Dinasti Fatimiyah, Khalifah Al-Adid
memberikan imbalan yaitu mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai Perdana Menteri
Mesir pada tahun 1169 M. Namun, Asaduddin Syirkuh hanya berkuasa selama dua
bulan karena meninggal dunia. Akhirnya Salahuddin Al-Ayyubi diangkat oleh
Khalifah Al-Adid untuk menggantikan posisi tersebut. Ia mendapat gelar al-Malik
an-Nasir.
Setelah
Khalifah Al-Adid meninggal tahun 1171 M, Salahuddin Al-Ayyubi menguasai Mesir.
Sejak menguasai Dinasti Fatimiyah, ia berusaha menghapus tradisi mendo’akan
Khalifah Dinasti Fatimiyah dalam khotbah Jum’at dan menggantikannya dengan
mendo’akan Khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu Almustadi yang berkuasa sejak
tahun 566-575 H/1170-1180 M. Tugas itu diperintahkan oleh Nuruddin Zanki.
Pada waktu
Nuruddin Zanki meninggal, Salahuddin Al-Ayyubi mengumumkan dirinya sebagai
Khalifah di Mesir dengan nama al-Malik an-Nasir as-Sultan Salahuddin Yusuf.
Sejak saat itu bendera Bani Abbasiyah kembali berkibar di Mesir. Peristiwa ini
dianggap sebagai permulaan pemerinta
han Bani
Ayyubiyah dengan Salahuddin Al-Ayyubi sebagai sultan yang pertama. Salahuddin
Al-Ayyubi berkuasa penuh dan menjalankan peran keagamaan dan politik. Sejak
saat itu Daulah Bani Ayyubiyah mulai berkuasa selama 75 tahun.[1]
B.
Kemajuan Islam pada Masa
Dinasti Ayyubiyah
C.
Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Kemajuan
Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah
Pada masa
Dinasti Ayyubiyah, Shalahudin Al-Ayyubi beserta keluarga dan pendiri-pendiri
Dinasti sangatb memperhatikan kelangsungan berbagai bidang termasuk bidang
pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang
sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan islam, mereka diantaranya:
1. Abdul Latif Al-Baghdad (ahli ilmu
mantiq dan bayan).
2. Syeikh Abdul Qasaim al-Manfalubi
(ahli fiqih).
3. Syamsudin Khalikan (ahli sejarah).
4. Abu Abdullah al-Quda’I (ahli fiqih
dan hadis).
5. Al-Hufi (ahli bahasa).
6. Abu Abdullah Muhammad bin Barakat
(ahli nahwu).
7. Hasan bin Khafir al-Farisi (ahli
fiqih dan tafsir).
Disamping itu, beberapa karya tulis
juga dihasilkan pada masa itu. Hasil karya tulis Abu Abdullah al-Quda’i, antara
lain sebagaai berikut:
1.
Asy-Syihab (Bintang).
2.
Saradus Sihah (Perawi hadis-Hadis shahih)
3.
Managib al-Imam Asy-Syafi’I (Budi pekerti Imam Syafi’i)
4.
Juba ‘Al-Anbia (cerita para nabi)
5.
Ayun Al-Ma’arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan).
6.
Al-Mukhtar fi Zikr al-Khutat Wa al-Asar (Buku Tentang
Sejarah Mesir)
D. Ibrah
Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyah
Diantara teladan dari kepemimpinan
Salahudin Yusuf Al-Ayyubi yang harus ditiru, yaitu sebagai berikut:
1. Ketekunan dalam mencapai ilmu dan
semangat beliau dalam meniti karier setapak dengan selalu mengikuti langkah
perjuangan bapak dan pamannya adalah sikap mulia yang harus ditiru karena
prestasi dan jabatan itu harus diperjuangkan dengan penuh keuletan.
2. Salahudin Yusuf Al-Ayyubi bukanlah
seorang prajurit dan jenderal yang tamak, haus kekayaan, ambisius dalam
jabatan. Beliau tidak pernah memiliki harta kecuali cukup untuk kebutuhan hidup
keluarganya.
3. Beliau adalah seorang penguasa besar
yang memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap agama lain, dan juga pemberi
maaf kepada para musuh dan lawan-lawannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar