Kamis, 28 Juni 2018

Materi PAI (Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyah)



KEMAJUAN ISLAM PADA MASA DINASTI AYYUBIYAH
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Studi Materi SKI di MTs-MA
 
Disusun oleh:
Kelompok 4
1.      Intan Fitriani Kusumaningrum            (210315142)
2.      Lutfa Nihayati                                     (210315123)
3.      Nailul Hidayah                                   (210315146)
Kelas:
TB.D (semester 5)
Dosen Pengampu:
Zainur Rofik, M.Pd.I.
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) PONOROGO
SEPTEMBER 2017



KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala nikmat dan rahmat yang dilimpahkan-Nya sehingga penyusun memperoleh kesempatan untuk menyeleseikan tugas makalah dalam mata kuliah “Studi Materi SKI di MTs-MA yang berjudul Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyah”.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih kurang sempurna,  namun berkat rahmat dan izin dari Tuhan Yang Maha Esa, serta bantuan dari berbagai pihak, makalah ini dapat terseleseikan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati serta melalui kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyeleseikan makalah ini. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaannya pada makalah-makalah selanjutnya.
Demikian makalah ini penyusun buat dengan harapan dapat menjadi acuan untuk proses belajar-mengajar di Perguruan Tinggi dan semoga makalah ini juga bermanfaat bagi para pembaca.



Ponorogo, 9 Oktober 2017


      Kelompok 4


BAB I
PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG
Beralihnya tampuk kekuasaan dari dinasti Fathimiyyah ke tangan dinasti Ayyubiyyah mengakhiri berkembang luasnya paham syi’ah di Mesir. Shalahuddin membawa pembaharuan bagi mesir dan merupakan angin segar bagi para penganut Ahli Sunnah wal Jama’ah.
Perkembangan Dinasti Ayyubiyyah tidak terlepas dari peran besar Shalahudin sendiri. Shalahudin mempunyai dua tugas utama sebagai khalifah Ayyubiyyah. Pertama, sebagai seorang negarawan yang berhasil mendirikan dinasti Ayyubiyah. Kedua, sebagai panglima perang salib yang telah berhasil mengalahkan tentara salib.
Untuk tugas pertama, beliau telah banyak mengadakan pembangunan, membangun administrasi negara, ekonomi, perdagangan, memajukan ilmu pengetahuan, membangun madrasah dan sekolah, mengembangkan dalam bidang kegamaan mazhab Ahli Sunnah wal Jama’ah. Dan untuk tugas kedua beliau telah membangun persatuan bangsa Arab di bawah naungan Abbasiyah di Baghdad untuk menghadapi agresi tentara salib, membangun benteng pertahanan militer yang terkenal dengan benteng Shalahudin.

B.     RUMUSAN MASALAH
1.      Bagaimana sejarah singkat berdirinya Dinasti Ayyubiyah?
2.      Apa saja kemajuan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah?
3.      Siapa saja tokoh ilmuwan muslim dalam kemajuan islam pada masa Dinasti Ayyubiyah?
4.      Apa saja Ibrah kemajuan Islam pada masa Dinasti Ayyubiyah?


BAB II
KEMAJUAN ISLAM PADA MASA DINASTI AYYUBIYAH
A.    Sejarah Singkat Berdirinya Dinasti Ayyubiyah
Daulah Ayyubiyah mulai berkuasa dari 569 H/1174 M sampai tahun 650 H/1252 M. Daulah ini berdiri setelah runtuhnya Dinasti Fatimiyah di Mesir. Dinasti Ayyubiyah berasal dari salah satu keturunan suku Kurdi yang tinggal di Azerbaijan. Daulah ini didirikan oleh Sultan Salahuddin Al-Ayyubi dan merupakan putra dari Najmuddin bin Ayyub yang lahir di Tikrit, tepi sungai Tigris di Irak pada tahun 532 H/1138 M. Pada waktu itu ayahnya menjadi penguasa Bani Seljuk di wilayah Ba’labak/ Balbek (utara Suriah).
Daulah Ayyubiyah merupakan sebuah persatuan dari beberapa daulah yang tunduk kepada satu daulah yang dipimpin oleh kepala keluarga. Ketika Daulah Bani Abbasiyah masih berkuasa, Daulah Bani Ayyubiyah masih berupa penguasa provinsi yang mengakui kekuasaan Bani Abbasiyah dengan memberikan pajak setiap tahunnya.
Pada saat Salahuddin Al-Ayyubi masih berumur muda, dia kurang begitu dikenal. Dia sangat senang melakukan diskusi tentang Ilmu Fikih, Ilmu Kalam, Al-Qur’an dan Hadits. Oleh ayahnya (Nuruddin Zanki), Salahuddin muda dikenal dengan guberur Suri’ah. Di Balbek, Salahuddin juga tekun belajar tentang teknik peperangan dan strategi politik. Setelah itu Salahuddin melanjutkan pendidikannya di Damaskus untuk mempelajari Teologi Sunni selama 10 tahun. Kemudian ia diangkat sebagai gubernur di Balbek.
Kehidupan yang dijalani Salahuddin Al-Ayyubi adalah kehidupan yang penuh dengan perjuangan dan peperangan. Keberhasilan Salahuddin Al-Ayyubi sebagi tentara mulai terlihat ketika ia mendampingi pamannya, Asaduddin Syirkuh yang mendapat tugas dari Nuruddin Zanki untuk membantu Dinasti Fatimiyah di Mesir. Perdana menteri Syawar yang kudeta oleh Dirgam menjanjikan sepertiga pajak tanah Mesir kepada Asadiddin Syirkuh dan Salahuddin, jika berhasil mengembalikan kekuasaan Syawar. Salahuddin berhasil mengalahkan pasukan Dirgam dan mengembalikan posisi Syawar pada tahun 1164 M.
Berselang 3 tahun kemudian, Salahuddin Al-Ayyubi kembali menyertai pamannya di Mesir. Hal ini terjadi karena Syawar bersekutu dengan panglima tentara Salib (Amauri). Peperangan pecah dengan sengit antara pasukan Salahuddin Al-Ayyubi dan pasukan Syawar yang dibantu Amauri. Salahuddin Al-Ayyubi berhasil menduduki Iskandariyah, tetapi ia dikepumg dari Barat dan laut oleh tentara Salib pimpinan Amauri. Peperangan itu berakhir dengan perjanjian damai pada bulan Agustus 1167 M yang isinya adalah pertukaran tawanan perang.
Pada tahun 1169 M, Amauri dengan tentara Salibnya melanggar perjanjian damai dan bermaksud menguasainya. Mereka banyak membunuh rakyat Mesir serta berusaha meruntuhkan kekuasaan Dinasti Fatimiyah. Melihat keadaan ini, Asaduddin Syirkuh dan Salahuddin Al-Ayyubi kembali memasuki Mesir. Amauri berhasil dikalahkan dan Mesir dapat dibebaskan dari ancaman tentara Salib.
Karena jasa-jasanya yang begitu besar bagi Dinasti Fatimiyah, Khalifah Al-Adid memberikan imbalan yaitu mengangkat Asaduddin Syirkuh sebagai Perdana Menteri Mesir pada tahun 1169 M. Namun, Asaduddin Syirkuh hanya berkuasa selama dua bulan karena meninggal dunia. Akhirnya Salahuddin Al-Ayyubi diangkat oleh Khalifah Al-Adid untuk menggantikan posisi tersebut. Ia mendapat gelar al-Malik an-Nasir.
Setelah Khalifah Al-Adid meninggal tahun 1171 M, Salahuddin Al-Ayyubi menguasai Mesir. Sejak menguasai Dinasti Fatimiyah, ia berusaha menghapus tradisi mendo’akan Khalifah Dinasti Fatimiyah dalam khotbah Jum’at dan menggantikannya dengan mendo’akan Khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu Almustadi yang berkuasa sejak tahun 566-575 H/1170-1180 M. Tugas itu diperintahkan oleh Nuruddin Zanki.
Pada waktu Nuruddin Zanki meninggal, Salahuddin Al-Ayyubi mengumumkan dirinya sebagai Khalifah di Mesir dengan nama al-Malik an-Nasir as-Sultan Salahuddin Yusuf. Sejak saat itu bendera Bani Abbasiyah kembali berkibar di Mesir. Peristiwa ini dianggap sebagai permulaan pemerinta
han Bani Ayyubiyah dengan Salahuddin Al-Ayyubi sebagai sultan yang pertama. Salahuddin Al-Ayyubi berkuasa penuh dan menjalankan peran keagamaan dan politik. Sejak saat itu Daulah Bani Ayyubiyah mulai berkuasa selama 75 tahun.[1]
B.     Kemajuan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah

C.    Tokoh Ilmuwan Muslim dalam Kemajuan Islam pada Masa Dinasti Ayyubiyah
Pada masa Dinasti Ayyubiyah, Shalahudin Al-Ayyubi beserta keluarga dan pendiri-pendiri Dinasti sangatb memperhatikan kelangsungan berbagai bidang termasuk bidang pendidikan dan pengetahuan. Sehingga bermunculan tokoh-tokoh ilmuwan yang sangat berpengaruh pada perkembangan kebudayaan islam, mereka diantaranya:
1.      Abdul Latif Al-Baghdad (ahli ilmu mantiq dan bayan).
2.      Syeikh Abdul Qasaim al-Manfalubi (ahli fiqih).
3.      Syamsudin Khalikan (ahli sejarah).
4.      Abu Abdullah al-Quda’I (ahli fiqih dan hadis).
5.      Al-Hufi (ahli bahasa).
6.      Abu Abdullah Muhammad bin Barakat (ahli nahwu).
7.      Hasan bin Khafir al-Farisi (ahli fiqih dan tafsir).
Disamping itu, beberapa karya tulis juga dihasilkan pada masa itu. Hasil karya tulis Abu Abdullah al-Quda’i, antara lain sebagaai berikut:
1.         Asy-Syihab (Bintang).
2.         Saradus Sihah (Perawi hadis-Hadis shahih)
3.         Managib al-Imam Asy-Syafi’I (Budi pekerti Imam Syafi’i)
4.         Juba ‘Al-Anbia (cerita para nabi)
5.         Ayun Al-Ma’arif (Mata Air Ilmu Pengetahuan).
6.         Al-Mukhtar fi Zikr al-Khutat Wa al-Asar (Buku Tentang Sejarah Mesir)
D.    Ibrah Kemajuan Islam Pada Masa Dinasti Ayyubiyah
Diantara teladan dari kepemimpinan Salahudin Yusuf Al-Ayyubi yang harus ditiru, yaitu sebagai berikut:
1.      Ketekunan dalam mencapai ilmu dan semangat beliau dalam meniti karier setapak dengan selalu mengikuti langkah perjuangan bapak dan pamannya adalah sikap mulia yang harus ditiru karena prestasi dan jabatan itu harus diperjuangkan dengan penuh keuletan.
2.      Salahudin Yusuf Al-Ayyubi bukanlah seorang prajurit dan jenderal yang tamak, haus kekayaan, ambisius dalam jabatan. Beliau tidak pernah memiliki harta kecuali cukup untuk kebutuhan hidup keluarganya.
3.      Beliau adalah seorang penguasa besar yang memiliki rasa toleransi yang tinggi terhadap agama lain, dan juga pemberi maaf kepada para musuh dan lawan-lawannya.   












[1]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar